Home | Sitemap | Login

   

Peatland News

Title: Seminar ''Pengembangan Proyek Karbon Hutan di Lahan Gambut untuk Mengatasi Perubahan Iklim''
Date: 24-Jul-2005
Category: Indonesia-Workshop & Seminar

LATAR BELAKANG

Perubahan iklim adalah fenomena global yang ditandai oleh peningkatan suhu dan perubahan jumlah dan distribusi hujan. Perubahan iklim akan berdampak luas terhadap berbagai segi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat karena secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi kelestarian ekosistem alam, keanekaragaman hayati, produksi pangan, suplai air, penyebaran hama dan penyakit tanaman, penyebaran vektor penyakit manusia dan sebagainya. Perubahan tersebut terjadi akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca yang ditimbulkan oleh pembakaran atau penggunaan bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batu bara) untuk pembangkit energi, industri dan transportasi, serta kegiatan deforestasi.

Untuk mengatasi perubahan iklim, manusia dapat melakukan upaya mitigasi , yaitu mengatasi masalah melalui penyebabnya, misalnya pengurangan emisi dari sumbernya dan peningkatan penyerapan karbon melalui reforestasi lahan kosong. Upaya lain adalah melalui adaptasi , yaitu mengatasi masalah melalui penyesuaian teknologi yang digunakan dalam industri, pembangkitan energi, produksi pangan dan konservasi hutan yang mencegah hilangnya cadangan karbon di dalam vegetasi berupa biomassa. Upaya mitigasi dan adaptasi harus dilakukan secara berimbang dan masyarakat memerlukan kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakannya.

Lahan dan hutan gambut yang dipilih sebagai obyek kegiatan ini, karena peranannya yang sangat penting dari segi ekologis, sosial dan perekonomian masyarakat. Ekosistem gambut banyak dijumpai di Sumatera bagian timur (khususnya di Propinsi Riau, Jambi dan Sumatera Selatan), Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Lahan dan hutan gambut tidak hanya menyimpan karbon di dalam vegetasi hutan saja tetapi juga di dalam bahan organik yang telah berakumulasi selama ratusan bahkan ribuan tahun sebagai gambut. Jika lahan ini mengalami gangguan, kebakaran misalnya, maka kehilangan cadangan karbon akan beberapa kali lipat lebih besar dibandingkan dengan kebakaran di hutan dataran rendah lainnya.

Fungsi hidrologis lahan gambut sudah lama dikenal masyarakat sebagai pengatur tata air. Pada musim hujan, gambut yang seperti hamparan "busa" itu akan menyerap kelebihan air di musim hujan sehingga kawasannya terhindar dari banjir. Sementara itu, pada musim kemarau, air tersebut akan dilepaskan secara bertahap sehingga pada kawasannya tidak kekeringan.

Lahan dan hutan gambut juga sangat kaya dengan sumberdaya hayati baik berupa flora maupun fauna yang hanya dijumpai di ekosistem yang unik ini. Oleh karena itu pengelolaan dan konservasi lahan dan hutan gambut menjadi sangat penting bagi kepentingan global, nasional maupun lokal.

RUANG LINGKUP

Seminar dan Lokakarya ini merupakan forum untuk berbagi informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan proyek karbon hutan dalam arti luas, termasuk CDM di dalam Protokol Kyoto yang merupakan perjanjian internasional untuk mitigasi perubahan iklim. Rencana pemerintah di tingkat pusat dan daerah (Propinsi dan Kabupaten) perlu juga disosialisasikan sehingga masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif.

Dalam acara seminar, penyampaian informasi lebih bersifat satu arah meskipun kesempatan berdiskusi disediakan. Sedang dalam acara lokakarya, masing-masing peserta akan mengambil bagian secara aktif sesuai dengan bidang dan minatnya. Melalui pertukaran informasi ini, diakhir acara seminar dan lokakarya akan dirumuskan hal-hal yang dapat dilakukan bersama dengan kontribusi masing-masing pihak yang terlibat.

TUJUAN

Tujuan seminar adalah untuk:

  • Meningkatkan kesadaran publik tentang peranan hutan, khususnya hutan gambut dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;
  • Menguraikan bentuk-bentuk proyek yang dapat dikembangkan dan implikasinya bagi pembangunan daerah.
Sedang tujuan lokakarya adalah untuk:
  • Membahas hal-hal strategis dan teknis yang berkaitan dengan pengembangan proyek karbon hutan (termasuk CDM) di daerah;
  • Tukar-menukar informasi untuk mengembangkan proyek karbon hutan di daerah sehingga lebih terintegrasi.
KELUARAN

Dari seminar diharapkan akan terjadi pemahaman yang relatif merata mengenai isu perubahan iklim dan proyek karbon yang terkait. Sedang dari lokakarya diharapkan akan dihasilkan Catatan Ide Proyek yang disusun bersama semua pemangku kepentingan yang terlibat di dalam lokakarya.

Dengan memperhatikan peluang dan tantangan di lapangan, paling sedikit akan dihasilkan dua PIN masing-masing berorientasi pada konservasi hutan gambut sebagai upaya adaptasi dan pembangunan hutan di lahan gambut melalui reforestasi sebagai upaya mitigasi perubahan iklim.

PESERTA 

Seminar berlangsung setengah hari dan diikuti berbagai pihak dari kalangan yang luas di tingkat Propinsi maupun Kabupaten. Mereka akan mendapatkan informasi umum berupa makalah dan bahan lain yang berisi materi yang relevan dengan topik-topik yang disampaikan dalam seminar tersebut. Untuk menyebarkan informasi pada sasaran yang lebih luas, jumlah peserta sekitar 75 orang.

Sebagian dari peserta seminar akan mengikuti lokakarya yang juga akan diikuti pelaksana kegiatan WI-IP/CCFPI di lapangan, perencana Propinsi dan Kabupaten serta akademisi. Jumlah peserta sekitar 50 orang.

FORMAT SEMINAR DAN LOKAKARYA


Seminar setengah hari akan mengambil format pleno, sehingga akan merupakan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang isu-isu yang berkaitan dengan pengelolaan lahan gambut pada umumnya dan isu baru tentang perubahan iklim khususnya. Waktu diskusi yang tersedia diharapkan akan dimanfaatkan untuk melakukan klarifikasi tentang hal-hal yang belum jelas.

Lokakarya akan mengambil format lebih fleksibel dengan maksud agar semua informasi tersedia bagi para peserta sehingga mereka dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk menyusun dan mengembangkan proyek bersama.

Presentasi singkat dari organisasi yang relevan (seperti Dinas Kehutanan Tanjung Jabung Timur - Jambi, Unit Pengelola Taman Nasional Berbak, dsb) akan dimanfaatkan untuk memfokuskan ruang lingkup pembahasan. Presentasi ini kemudian akan dilanjutkan dengan dengan diskusi kelompok yang dipimpin seorang fasilitator yang mengarahkan pada pengembangan dokumen proyek yang sebenarnya.

ORGANISASI

Seminar dan Lokakarya ini diorganisir oleh Dinas Kehutanan Propinsi Jambi bersama Wetlands International – Indonesia Programme (WI-IP) dan Wildlife Habitat Canada (WHC) melalui Proyek Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia (CCFPI).

Pada tahapan persiapan, CCFPI Sumatera bersama Yayasan Pinang Sebatang (PINSE), Jambi dan Wahana Bumi Hijau (WBH), Palembang, yang berurusan dengan logistik dan sekaligus penghubung dengan Pemprop, Pemkab dan TNB dalam kaitannya dengan protokol penyelenggaraan acara dan konfirmasi materi yang akan dibahas dalam lokakarya.


[ Back ] [ Print Friendly ]