Home | Sitemap | Login

   

Peatland News

Title: Seminar
Date: 26-Aug-2005
Category: Indonesia-Workshop & Seminar

LATAR BELAKANG

Perubahan iklim adalah fenomena global yang ditandai oleh peningkatan suhu dan perubahan jumlah dan distribusi hujan. Terjadinya perubahan suhu memiliki implikasi luas terhadap berbagai aspek kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dan ekologi karena terjadinya perubahan suhu berdampak langsung terhadap kelestarian ekosistem, biodiversitas, produksi pangan, suplai air, penyebaran hama dan penyakit tanaman, penyebaran vektor penyakit manusia dan sebagainya. Terjadinya perubahan suhu disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah (greenhouse gases) di atmosfir bumi yang ditimbulkan oleh pembakaran atau penggunaan bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batu bara) oleh sektor industri, transportasi, serta kegiatan kegiatan alih guna lahan (land use change) dan kegiatan penggundulan hutan (deforestation).

Untuk mengatasi masalah perubahan iklim, paling tidak ada dua pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu cara mitigasi dan adaptasi. Cara mitigasi adalah mengatasi perubahan iklim melalui penurunan jumlah emisi yang dihasilkan oleh sumbernya atau meningkatkan cadangan karbon melalui upaya rehabilitasi kawasan hutan yang sudah rusak dengan kegiatan aforestasi maupun reforestasi. Sedangkan pendekatan adaptasi adalah dengan cara melakukan usaha-usaha penyesuaian teknologi yang digunakan dalam bidang industri, transportasi dan pertanian serta usaha proteksi dan konservasi hutan guna mencegah hilangnya cadangan karbon yang terdapat pada biomassa vegetasi hutan.

Salah satu potensi utama yang dimiliki oleh Propinsi Kalimantan Tengah adalah kawasan hutan yang cukup luas, termasuk didalamnya kawasan hutan dan lahan gambut seluas lebih kurang 2-4 juta hektar. Kawasan hutan dan lahan gambut memiliki potensi yang sangat besar dalam menyimpan karbon (carbon storage) maupun menyerap karbon (carbon sink) dalam bentuk biomassa vegetasi dan pada kandungan bahan organik pembentuk tanah gambut itu sendiri. Disamping itu, hutan gambut juga merupakan sumber keanekaragaman hayati berupa flora dan fauna unik bernilai ekonomis dan ekologis sangat tinggi, yang kelestariannya secara terus menerus perlu dipelihara atau dijaga demi kepentingan generasi sekarang maupun generasi akan datang, baik ditingkat lokal, regional maupun global.

Menyadari pentingnya fungsi hutan dan lahan gambut bagi kepentingan mitigasi iklim global, khususnya sebagai penyimpan dan penyerap karbon maupun sumber keanekaragaman hayati dan ekonomi masyarakat lokal, maka usaha-usaha proteksi dan pelestarian hutan dan lahan gambut perlu terus didorong dan dibangun melalui kolaborasi antar pemangku kepentingan di daerah.

Sementara itu, negara berkembang seperti Indonesia dapat berpartisipasi dalam upaya mitigasi perubahan iklim global melalui skema Protokol Kyoto (Clean Development Mechanism, CDM) maupun non-Kyoto (Bio Carbon Fund, Bio Right, dll). Untuk itu perlu dilakukan kegiatan sosialisasi dan penyamaan persepsi tentang konsep dan mekanisme dasar pengembangan proyek karbon hutan yang memenuhi standar atau kriteria seperti yang dipersyaratkan dalam skema Kyoto maupun non-Kyoto, sehingga para pemangku kepentingan di Propinsi Kalimantan Tengah dapat memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan hutan secara bijaksana dan lestari sebagai wujud partisipasi dalam mitigasi perubahan iklim global.

Melalui kegiatan seminar dan lokakarya pengembangan proyek karbon hutan ini, diharapkan muncul kesamaan pemahaman dan persepsi mengenai konsep dasar proyek karbon hutan, tergambarnya kesiapan para pemangku kepentingan di daerah dan terakomodirnya ide-ide para pemangku kepentingan di daerah dalam mengantisipasi dan menuju era perdagangan karbon.

RUANG LINGKUP

Seminar dan Lokakarya ini merupakan forum untuk berbagi informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan proyek karbon hutan dalam arti luas, termasuk CDM di dalam Protokol Kyoto yang merupakan perjanjian internasional untuk mitigasi perubahan iklim. Rencana pemerintah di tingkat pusat dan daerah (Propinsi dan Kabupaten) perlu juga disosialisasikan sehingga masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif.

Dalam acara seminar, penyampaian informasi lebih bersifat satu arah meskipun kesempatan berdiskusi disediakan. Sedang dalam acara lokakarya, masing-masing peserta akan mengambil bagian secara aktif sesuai dengan bidang dan minatnya. Melalui pertukaran informasi ini, diakhir acara seminar dan lokakarya akan dirumuskan hal-hal yang dapat dilakukan bersama dengan kontribusi masing-masing pihak yang terlibat.

TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan seminar adalah:
  • Meningkatnya kesadaran para pemangku kepentingan di daerah tentang konsepsi dasar perubahan iklim, dampak perubahan iklim dan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;
  • Mengetahui beberapa mekanisme pendanaan internasional dalam rangka pengelolaan hutan dan lahan gambut secara berkelanjutan (Bio Right, Clean Development Mechanism, dll;
  • Terjadinya kesamaan pemahaman para pemangku kepentingan di Kalimantan Tengah mengenai konsep proyek karbon hutan dan implikasinya bagi pembangunan daerah;
  • Menggali tingkat kesiapan dan antisipasi pemerintah dan masyarakat Kalimantan Tengah dalam menyongsong era perdagangan karbon hutan.
Sedang tujuan lokakarya adalah untuk:
  • Membahas dan mendiskusikan aspek strategis dan teknis yang berhubungan dengan pengembangan proyek karbon hutan melalui skema Kyoto dan non-Kyoto Protokol (CDM, Bio Carbon Fund, Bio Right);
  • Mendorong terjadinya tukar menukar informasi untuk terciptanya sinergi positif antar pemangku kepentingan di daerah, dalam rangka antisipasi implementasi dan pengembangan proyek karbon hutan di masa datang.
KELUARAN

Dari seminar ini diharapkan:
  • Tercapai pemahaman yang merata mengenai konsepsi dasar perubahan iklim dan upaya untuk mitigasi dan adaptasinya;
  • Tercapai pemahaman yang merata mengenai skema pendanaan internasional dalam rangka pengelolaan hutan secara lestari dan berkelanjutan;
  • Terjadinya pemahaman yang merata mengenai konsep dasar model pengembangan karbon hutan di lahan gambut khususnya dan di sektor kehutanan umumnya;
  • Tergambarnya tingkat kesiapan para pemangku kepentingan di Propinsi Kalimantan Tengah guna menyongsong dan berpartisipasi dalam pengembangan proyek karbon hutan.
Sementara itu, dari lokakarya diharapkan dapat dihasilkan beberapa dokumen Catatan Ide Proyek proyek pengembangan karbon hutan di Kalimantan Tengah yang disusun secara bersama oleh para pemangku kepentingan.

PESERTA


Peserta seminar berasal dari instansi Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, sektor swasta dan partisipan individual lainnya. Jumlah peserta seminar dibatasi sebanyak 100 orang.

Jumlah peserta lokakarya dibatasi maksimal 40 orang, dengan prioritas diberikan kepada utusan Kabupaten/Kota se-Kalimantan Tengah yang menjadi peserta seminar dan shortcourse di CIMTROP Unpar, ditambah utusan Propinsi, Pengusaha, Perwakilan Organisasi Non-Pemerintah, Mitra kerja CCFPI di Lapangan dan Perguruan Tinggi yang diundang.

FORMAT SEMINAR DAN LOKAKARYA


Seminar setengah hari akan mengambil format pleno, sehingga akan merupakan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang isu-isu yang berkaitan dengan pengelolaan lahan gambut pada umumnya dan isu baru tentang perubahan iklim khususnya. Waktu diskusi yang tersedia diharapkan akan dimanfaatkan untuk melakukan klarifikasi tentang hal-hal yang belum jelas. Lokakarya akan mengambil format lebih fleksibel dengan maksud agar semua informasi tersedia bagi para peserta sehingga mereka dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk menyusun dan mengembangkan proyek bersama.

Presentasi singkat dari organisasi yang relevan akan dimanfaatkan untuk memfokuskan ruang lingkup pembahasan. Presentasi ini kemudian akan dilanjutkan dengan dengan diskusi kelompok yang dipimpin seorang fasilitator yang mengarahkan pada pengembangan dokumen proyek yang sebenarnya.

ORGANISASI


Penyelenggaraan kegiatan semiloka adalah Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Tengah bekerjasama dengan Wetlands International – Indonesia Programme (WI-IP) dan Wildlife Habitat Canada (WHC) melalui Proyek Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia (CCFPI), Yayas MAWAS-BOSF, WWF Kalimantan Tengah dan didukund oleh Centre for International Co-operation in Management of Tropical Peatlands (CIMTROP) UNPAR dan FORUM HIJAU Kalimantan Tengah.


[ Back ] [ Print Friendly ]