Home | Sitemap | Login

   

Scientific Articles/Reports, Newsletters and Press Releases

Title: Studi Pemanfaatan Gambut Asal Sumatera: Tinjauan fungsi gambut sebagai bahan ekstraktif, media budidaya dan peranannya dalam retensi carbon
Date: 29-Oct-2003
Category: Indonesia-Papers
Source/Author: Iin P. Handayani
Description: This paper was presented at the workshop during parallel session

Pemanfaatan lahan gambut di Indonesia telah banyak dilakukan oleh masyarakat baik secara in-situ (untuk budidaya pertanian dalam kondisi tergenang atau terdrainase) dan eks-situ (sebagai bahan ekstraktif).  Serangkaian riset telah dilaksanakan di Sumatra dengan menggunakan gambut yang berasal dari wilayah Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatra Selatan dan Lampung guna mengkaji aspek pemanfaatan gambut untuk budidaya tanaman tanaman melalui aktivitas-aktivitas, seperti drainase dan pemupukan serta kajian potensi gambut sebagai bahan amelioran dan asam humat untuk penstimulan proses agradasi lahan kering marginal.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan drainase pada tanah gambut dapat meningkatkan emisi gas karbondioksida hingga 15-20% dibandingkan apabila tidak didrainase.  Pemanfaatan air gambut asal Lampung Utara sebagai bahan humat yang dikombinasikan dengan tambahan kapur terbukti berpengaruh nyata terhadap sifat-sifat tanah Latosol. Pencampuran lumpur dengan gambut secara nyata telah meningkatkan kandungan kation-kation (Ca,Mg, K dan Na) dapat ditukar, kejenuhan basa dan pH tetapi menurunkan KTK dan P-tersedia. Pemberian pupuk Cu dosis 10 kg ha -1 CuSO4 telah menunjukkan perbaikan pertumbuhan dan keragaan tanaman padi. Pemupukan dengan TSP dengan dosis 45-90 kg P2O5/ha telah memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan, hasil padi dan serapan N,P, K, sedangkan pupuk BFA dosis 135 kg P2O5/ha tidak berpengaruh nyata. Tetapi kedua pupuk P tersebut secara nyata telah meningkatkan kadar N total, dan P tersedia tetapi tidak berpengaruh pada pH dan kadar K tersedia.  Varietas-varietas padi lokal yang mampu beradaptasi dengan potensi hasil tinggi pada lahan gambut di Bengkulu adalah padi Batik, Jambi Alus, Bugis dan Duku.  Sedangkan varietas padi yang adaptif dan berumur genjah adalah padi Siam dan Gembira Kuning. Penggunaan gambut asal Bengkulu sebagai bahan amelioran untuk perbaikan kesuburan tanah marginal Ultisol menunjukkan gambaran hasil terbaik setelah 30-40 hari aplikasi dengan pemberian aktivator asal ruminansia dan batuan fosfat dosis 10%.  Perbaikan kesuburan tanah nampak terjadi pada kemasaman tanah, kandungan bahan organik, fosfor, sulfur dan kalium.  Asam humat yang diekstraksi dari air gambut asal wilayah Lampung memberikan pengaruh yang bervariasi pada tanaman, tetapi secara umum berpotensi sebagai zat pengatur tumbuh alami. Pola perubahan lahan gambut mempengaruhi potensi mineralisasi N dan C, dengan indikasi tertinggi pada kondisi aerob suhu 30oC. Aplikasi bahan ameliorasi berbasis kation Fe 3+ dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menekan kehilangan C dari gambut dalam bentuk CO2 dan CH4 hingga 27%. Namun demikian kajian yang lebih komprehensif-multidisiplin masih diperlukan.  Hasil-hasil penelitian juga menggambarkan bahwa pendayagunaan gambut asal Sumatra telah meluas sehingga dampaknya terhadap lingkungan secara global perlu ditinjau kembali. Pembenahan di dalam program pengelolaan gambut harus bertumpu pada penyelarasan antara faktor produktivitas tanaman dan  faktor keamanan ekologis, sehingga lahan-lahan gambut dapat dijadikan sebagai wilayah pendukung stabilitas lingkungan global, khususnya  melalui stimulasi proses C-sequestration pada aspek aboveground biomass dan belowground. Selanjutnya,  upaya-upaya pengelolaan gambut secara terpadu diharapkan dapat menekan resiko pencemaran lingkungan, dalam kaitannya dengan penurunan dampak gas rumah kaca, sekaligus tetap dapat mempertahankan fungsi sumber daya gambut sebagai aset alam untuk budidaya.

 

Content Language Indonesian

Click HERE to download the document (0.16 MB)



[ Back ] [ Print Friendly ]